Wahai perempuan yang tersenyum atas tangisan orang lain,
13 September 2011 // 1:33 AM //
![]() This notes is special for Tasya Amira From Dungun and School at SMKSED from 4IBS . You can hide or you can denide but you cannot escape the fact that you are hijackers . Thank you for stabbing me from behind, and thank you for betraying me as your friend. may God reward all your actions against me. Wahai perempuan yang tersenyum atas tangisan orang lain, Kaum sejenis mu juga yang engkau lukai, Mengapakah hanya dirimu sendiri yang difikir dan dipentingkan, dengan alasan hanya berserah kepada jodoh seolah-olah terlalu lemah untukmu berpaling dan mengelak tanpa memikirkan perasaan si wanita yang engkau rampas kebahagiaannya susah senangnya bersama pasangannya pengorbanannya dan kini engkau hadir dalam hidup kekasihnya di kala kekasih berada di puncak kesejahteraan? Wahai perempuan yang bergirang gembira atas penderitaan orang lain, Pernahkah engkau meletakkan diri mu di tempat si wanita itu di kala kebahagiaan cinta dirasai dengan keriangan yang tulus terasa kehangatan cinta di hati kepercayaan yang diberi untuk kekasihnya dengan tiba-tiba engkau dapati hati si kekasih berpaling kepada yang lain hatinya untuk yang lain Letakkan diri mu di tempatnya rasailah, empatilah. Wahai perempuan yang berbahagia atas kehancuran hati orang lain, "Engkau tak pandai jaga dia" "Aku tidak merebut dia darimu" "Aku bukan perampas, ini adalah suratan jodoh" itulah alasan-alasan mu Andaikata aku yang tak pandai jaga si dia bagaimana pula dengan dirimu tak pandai kah jaga maruah diri sehingga kekasih orang pun engkau ingini Andaikata engkau tidak merebut mengapa engkau tidak berundur awal-awal lagi masih jua tercegat menanti memikirkan perasaan diri sendiri tanpa memikirkan perasaan tatkala kasih sayang yang dibina diambil dirampas dengan sewenang-wenangnya oleh perempuan lain Andaikata ku tolak seseorang dari bangunan tinggi lalu dia jatuh dan mati maka, patutkah ku mengatakan "Aku bukan pembunuh, ini adalah takdir, dia mati hari ini" Ataupun sebuah tamparan di wajah seseorang (ataupun diwajahmu) maka, patutkah ku mengatakan "Aku tidak melukainya, ini adalah suratan takdir wajahnya ditampar hari ini" Meninggalkan kesan, bekas dan parut yang berdarah Maka tiadakah perasaan serba salah mu hilangkah malu mu terlalu lemahkah dirimu (paling lemah di kalangan yang lemah, paling lemah di kalangan semua wanita) di mana emosimu dan di mana akalmu tidak bijakkah dirimu untuk mengelak ataupun adakah kebodohan menguasai dirimu? Wahai perempuan yang mendapat nikmat atas pengorbanan pedih orang lain, Di saat ini engkau berbahagia senyumlah, nikmatilah, bergembiralah dan nantikanlah tiada daya ku dendami... tidak perlu ku menadah tangan dan berdoa untuk mengubati hati batin ini yang dianiayai ku pasrah biarlah kuserahkah kepada Yang Maha Kuasa sesungguhnya hari mu akan tiba jua merasai kesakitan seperti yang ku alami kini yang mana hati mu akan dilukai, dicurangi, dikhianati oleh insan yang engkau cintai. Tidak perlulah aku membohongi diriku dan dirimu kerana jauh dilubuk hati masih belum terlintas masih belum terbuka jiwaku untuk memaafkan dirimu. |